Hujan tidak
pernah membosankan bagiku. Hujan selalu berirama saat jatuh ke bumi. Hujan
menari ketika tiba di daratan dan hujan, hujan tak pernah sendiri. selalu
beramai-ramai, riuh dan bersorak bunyinya. aku suka hujan, karena hujan
menyelamatkanku dari waktu yang lamban. saat hujan turun, waktu seolah berlari
mendahuluiku. tapi aku paling suka jika tetesan hujan jatuh di pelepah pisang.
ia akan berkumpul jadi satu dan menimbulkan bunyi : tik...tik...tik! dan suara
itu akan menggambar memoriku, mundur beberapa belas tahun yang lalu, di sebuah
desa kecil, di bagian tengah Pulau Jawa...
saat hujan
turun, aku menangis. terisak dan sulit berhenti. aku akan berlari untuk
bersembunyi dari jendela. karena aku percaya hujan datang lewat jendela. di
dalam selimut, pojokkan kamar, aku bersembunyi. sampai tertidur karena
kelelahan menunggu hujan berhenti. kadang aku bosan sembunyi dan aku akan
berlari mencari mama. mungkin di dekat mama hujan tidak akan menggangguku. kalau mama melihat aku manja
bergelendotan di lengannya, ia pasti tertawa. mengomeliku namun tidak marah.
mungkin mengejek lebih tepat. mimiknya akan berubah, bibirnya dimajukan persis
seperti ikan koi. lalu ia mulai bercerita hal menyengkan tentang hujan katanya
kalau hujan turun, beruang, kelinci dan sahabatnya yang lain tidak jadi pergi
berenang. mereka akan pulang ke rumah beruang dan berpesta. mama bilang, di
pestanya banyak permen, kue dan minuman. lalu mereka semua akan masuk ke dalam
selimut dan berpelukkan. supaya tubuh mereka tetap hangat. mama pun
mengajakku masuk ke dalam selimut. lalu ia mulai bernyanyi...
"tik...tik...tik, bunyi hujan di atas genting airnya
turun, tiak terhinga cobalah tengok, daun dan ranting pohon
dan kebun basah semua..."
walau suaranya tidak indah, tapi
mampu membuatku merasa damai. dan aku akan tidur, walau hujan terus
turun...dekat denganku...
sekarang jika aku melihat hujan, aku
akan rindu. aku ingat jendela besar, tempat dimana aku percaya hujan masuk.
pojok kamar tempat yang kecil dan gelap. atau selimut merah besar yang hangat,
yang kubayangkan juga dipakai oleh beruang dan temannya. aku rindu pulang. aku
rindu jadi anak kecil. manja, penakut, percaya pada segalanya dan yang
terpenting, aku selalu dekat mama.
kalau hujan turun, pikiranku
melayang dan bersenang-senang di halusinasi indah itu. saat aku sadar, hujan
masih turun. dan aku jadi ketakutan lagi. segera kuraih telepon dan, "halo
mama, apa kabar?"
(seolah 1000 tahun aku berpisah.
itulah mengapa hujan tak pernah membosankan. ia mencairkan kesenangan yang
telah membeku)
No comments:
Post a Comment