Gambar: www.pdk.or.id |
Indonesia,
negeri bahari dengan ribuan pantai. Indonesia, negara kepulauan terbesar di
dunia. Laut Indonesia sangat luas dengan garis pantai yang sangat panjang. Luas
laut Indonesia yang mencapai 5,8 juta km2, terdiri dari 0,3 juta km2
perairan teritorial, 2,8 juta km2 perairan pedalaman dan kepulauan,
2,7 juta km2 Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE), serta terdiri lebih dari
17.500 pulau. Indonesia menyimpan kekayaan yang luar biasa (setkab.go.id).
Namun sayangnya Indonesia belum mampu memanfaatkan semua potensi dan kekayaan
yang dimiliki dengan optimal. Contoh kecil saja terkait produk garam, sampai
saat ini Indonesia mengimpor ratusan ribu ton garam yang bernilai puluhan juta
US$ dari luar negeri.
Australia,
negara yang hanya memiliki garis pantai sepanjang 25.760 km ini merupakan
pemasok garam terbesar untuk Indonesia. Pada Juni 2013 saja, impor garam yang
dilakukan Indonesia dari Australia mencapai 111 ribu ton atau US$ 5,4 juta.
Sementara,
pada Mei 2013 garam impor yang masuk dari Australia adalah sebesar 98 ribu ton
atau US$ 4,8 juta. Secara kumulatif (Januari-Juni 2013), impor garam dari
Australia tercatat 733 ribu ton atau US$ 34,2 juta.
Kedua adalah
India. Pada Juni 2013, India memang tidak memasok garam ke Indonesia. Namun
untuk Mei 2013, garam impor dari India mencapai 47 ribu ton atau senilai US$
1,97 juta. Jika diakumulasi pada semester I-2013, total impor garam dari India
adalah 189 ribu ton atau US$ 7,89 juta.
Ketiga
adalah Jerman dengan volume impor di Juni 2013 mencapai 34 ton atau US$ 119
ribu. Bulan-bulan sebelumnya, impor garam dari Jerman tidak terlalu berbeda
jauh. Dalam enam bulan, impor garam dari Jerman mencapai mencapai 177 ton atau
US$ 445 ribu.
Selanjutnya
yang keempat adalah Selandia Baru. Impor garam dari Selandia Baru pada Juni
2013 mencapai 48 ton atau US$ 19 ribu. Sementara pada Mei 2013, garam impor
dari Selandia Baru mencapai 480 ton atau US$ 194 ribu. Sementara pada periode
Januari-Juni 2013, total impor garam dari Selandia Baru mencapai 816 ton atau
US$ 325 ribu.
Terakhir
adalah Singapura. Jumlah impor garam dari Singapura pada Juni 2013 mencapai 293
kg atau US$ 1.012. Selama Januari-Juni 2013, garam impor dari Singapura yang
masuk mencapai 7,2 ton atau US$ 57 ribu.
Dua negara
terakhir, Selandia Baru dan Singapura, bahkan wilayahnya pun sangat kecil dan
bukan apa-apa dibanding Indonesia. Ironi ketika dua negara tersebut menjadi
pemasok garam bagi Indonesia. Air laut Indonesia dijamin asin juga dan dapat dijadikan
bahan baku untuk menghasilkan garam. Setidaknya dalam rangka memenuhi kebutuhan
di dalam negeri atau bila perlu diekspor ke luar negeri.
Akibat dari
banyaknya garam impor yang masuk ke Indonesia, pada bulan Oktober lalu sejumlah
petani garam di daerah Pantura Kabupaten Cirebon dan Indramayu merugi karena
harga garam mereka ditawar terlalu murah. Bayangkan, harga sekilo garam mereka
hanya Rp. 300,-. Jelas hal itu tidak sebanding dengan biaya produksi yang sudah
mereka keluarkan. Padahal kualitas garam kita tidak kalah bagus dengan
garam-garam impor itu. Lha wong, air laut kita jga asin kok, malah mungkin
lebih asin.
Negara kita
benar-benar lebih senang menjadi negara importir daripada negara produsen yang
bisa memenuhi kebutuhan sendiri dari tanahnya sendiri, apa lagi menjadi
eksportir. Importir jelas jalan termudah untuk mendapatkan “fee” bagi banyak
oknum yang terkait di dalamnya. Di mulai dari permainan data hingga pengambilan
keputusan. Sebagaimana kasus-kasus yang terungkap, maka patut diduga kondisi
Indonesia yang selalu nyaman sebagai importir bisa jadi disebabkan adanya
keuntungan dari oknum-oknum yang bermain di dalamnya, yang tidak peduli dengan
kemandirian dan kesejahteraan bangsa Indonesia sendiri.
Tak mau
banyak menduga-duga, andai saja berbagai pihak mau berusaha lebih dan berupaya
keras, tentulah kebutuhan garam dalam negeri bisa dipenuhi dari laut kita
sendiri. Memajukan industri garam yang berbasis pada petani-petani garam di
daerah pesisir akan sangat membantu dalam meningkatkan perekenomian masyarakat
di daerah yang otomatis menyerap tenaga kerja dan memberikan penghasilan untuk
kesejahteraan masyarakat.
Sumber data:
No comments:
Post a Comment