Thursday 28 November 2013

IRONI: Garam Impor di Negeri Bahari

Gambar: www.pdk.or.id
Indonesia, negeri bahari dengan ribuan pantai. Indonesia, negara kepulauan terbesar di dunia. Laut Indonesia sangat luas dengan garis pantai yang sangat panjang. Luas laut Indonesia yang mencapai 5,8 juta km2, terdiri dari 0,3 juta km2 perairan teritorial, 2,8 juta km2 perairan pedalaman dan kepulauan, 2,7 juta km2 Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE), serta terdiri lebih dari 17.500 pulau. Indonesia menyimpan kekayaan yang luar biasa (setkab.go.id). Namun sayangnya Indonesia belum mampu memanfaatkan semua potensi dan kekayaan yang dimiliki dengan optimal. Contoh kecil saja terkait produk garam, sampai saat ini Indonesia mengimpor ratusan ribu ton garam yang bernilai puluhan juta US$ dari luar negeri.

Australia, negara yang hanya memiliki garis pantai sepanjang 25.760 km ini merupakan pemasok garam terbesar untuk Indonesia. Pada Juni 2013 saja, impor garam yang dilakukan Indonesia dari Australia mencapai 111 ribu ton atau US$ 5,4 juta.

Sementara, pada Mei 2013 garam impor yang masuk dari Australia adalah sebesar 98 ribu ton atau US$ 4,8 juta. Secara kumulatif (Januari-Juni 2013), impor garam dari Australia tercatat 733 ribu ton atau US$ 34,2 juta.

Kedua adalah India. Pada Juni 2013, India memang tidak memasok garam ke Indonesia. Namun untuk Mei 2013, garam impor dari India mencapai 47 ribu ton atau senilai US$ 1,97 juta. Jika diakumulasi pada semester I-2013, total impor garam dari India adalah 189 ribu ton atau US$ 7,89 juta.

Ketiga adalah Jerman dengan volume impor di Juni 2013 mencapai 34 ton atau US$ 119 ribu. Bulan-bulan sebelumnya, impor garam dari Jerman tidak terlalu berbeda jauh. Dalam enam bulan, impor garam dari Jerman mencapai mencapai 177 ton atau US$ 445 ribu.

Selanjutnya yang keempat adalah Selandia Baru. Impor garam dari Selandia Baru pada Juni 2013 mencapai 48 ton atau US$ 19 ribu. Sementara pada Mei 2013, garam impor dari Selandia Baru mencapai 480 ton atau US$ 194 ribu. Sementara pada periode Januari-Juni 2013, total impor garam dari Selandia Baru mencapai 816 ton atau US$ 325 ribu.

Terakhir adalah Singapura. Jumlah impor garam dari Singapura pada Juni 2013 mencapai 293 kg atau US$ 1.012. Selama Januari-Juni 2013, garam impor dari Singapura yang masuk mencapai 7,2 ton atau US$ 57 ribu.

Dua negara terakhir, Selandia Baru dan Singapura, bahkan wilayahnya pun sangat kecil dan bukan apa-apa dibanding Indonesia. Ironi ketika dua negara tersebut menjadi pemasok garam bagi Indonesia. Air laut Indonesia dijamin asin juga dan dapat dijadikan bahan baku untuk menghasilkan garam. Setidaknya dalam rangka memenuhi kebutuhan di dalam negeri atau bila perlu diekspor ke luar negeri.

Akibat dari banyaknya garam impor yang masuk ke Indonesia, pada bulan Oktober lalu sejumlah petani garam di daerah Pantura Kabupaten Cirebon dan Indramayu merugi karena harga garam mereka ditawar terlalu murah. Bayangkan, harga sekilo garam mereka hanya Rp. 300,-. Jelas hal itu tidak sebanding dengan biaya produksi yang sudah mereka keluarkan. Padahal kualitas garam kita tidak kalah bagus dengan garam-garam impor itu. Lha wong, air laut kita jga asin kok, malah mungkin lebih asin.

Negara kita benar-benar lebih senang menjadi negara importir daripada negara produsen yang bisa memenuhi kebutuhan sendiri dari tanahnya sendiri, apa lagi menjadi eksportir. Importir jelas jalan termudah untuk mendapatkan “fee” bagi banyak oknum yang terkait di dalamnya. Di mulai dari permainan data hingga pengambilan keputusan. Sebagaimana kasus-kasus yang terungkap, maka patut diduga kondisi Indonesia yang selalu nyaman sebagai importir bisa jadi disebabkan adanya keuntungan dari oknum-oknum yang bermain di dalamnya, yang tidak peduli dengan kemandirian dan kesejahteraan bangsa Indonesia sendiri.


Tak mau banyak menduga-duga, andai saja berbagai pihak mau berusaha lebih dan berupaya keras, tentulah kebutuhan garam dalam negeri bisa dipenuhi dari laut kita sendiri. Memajukan industri garam yang berbasis pada petani-petani garam di daerah pesisir akan sangat membantu dalam meningkatkan perekenomian masyarakat di daerah yang otomatis menyerap tenaga kerja dan memberikan penghasilan untuk kesejahteraan masyarakat. 


Sumber data: 


No comments:

Post a Comment