Anak sekecil itu. Berkelahi dengan waktu. Demi satu impian yang kerap ganggu tidurmu. Anak sekecil itu tak sempat nikmati waktu. Dipaksa pecahkan karang. Lemah jarimu terkepal.
Sore,
Tugu Pancoran – Iwan Fals
Hujan,
apakah ada yang ingin kau sampaikan tentang
tangan-tangan mungil yang semakin ngilu menahan dinginnya airmu?
lihatlah tangan-tangan mungil itu membiru
berlalu lalang.
menjajakan diri bagi yang membutuhkan jasanya
untuk sebuah pertahanan hidup.
untuk dua tiga ribu perak.
“oom, payung oom!”
“tante, payung tante!”
“murah oom, murah tante, cuma dua ribu!”
“tante, payung tante!”
“murah oom, murah tante, cuma dua ribu!”
Hujan,
apakah kau dengar suara-suara kecil itu?
apakah kau dengar juga oom-oom dan tante-tante prentele itu tega menawar seribu lima ratus untuk jasa mereka?
apakah kau dengar suara-suara kecil itu?
apakah kau dengar juga oom-oom dan tante-tante prentele itu tega menawar seribu lima ratus untuk jasa mereka?
Hujan,
disaat sebagian manusia lain menjadikanmu
sebagai pengantar tidurnya.
tangan-tangan mungil itu berlomba
berbasah-basah demi kesenangan pemakai jasanya.
Hujan,
apakah kau tahu bahwa perut-perut kecil itu
menahan lapar dan dahaga demi mengumpul receh untuk menebus impiannya?
Hujan,
mereka menggantungkan cita padamu.
jangan buat mereka sakit.
No comments:
Post a Comment