Tuesday 11 December 2012

Tentang Menulis


“Nun. Demi pena dan apa yang mereka tuliskan.”
(QS. Al Qalam: 1)

Tengah malam menuju 12-12-12.

Saya merasakan suatu energi yang terus memaksa jemari saya untuk terus menari di atas tuts keyboard. Tentang menulis, seorang teman saya pernah berkata bahwa dia tidak mempunyai bakat untuk menulis. Menurut saya, menulis adalah suatu bentuk kreativitas. Kreativitas berbeda dengan bakat. Bakat ialah suatu kemampuan yang telah ada dan mengakar di dalam diri individu tersebut. Sedangkan kreativitas adalah hal yang bisa kita pelajari, bisa kita asah. Terus mencoba, berusaha dan berlatih tiada henti adalah kunci untuk mengasah kreativitas. Termasuk kreativitas menulis.

Dari sebuah buku karya Moh Fauzil Adin saya pernah membaca tulisan yang kira-kira berbunyi seperti ini:  
Tak ada resep yang lebih baik untuk menjadi seorang penulis, kecuali dengan menulis sekarang juga. Apapun jadinya, buatlah tulisan secara spontan. Kalau memang harus melompat-lompat, biarlah melompat-lompat. Boleh jadi akan menjadi lompatan yang indah, Tulislah sekarang juga! Apapun yang terlintas dalam pikiran. Jangan menoleh kebelakang sebelum selesai satu tulisan. Jangan sibuk memperbaiki kalau tulisan belum selesai. Revisi itu setelah tulisan jadi

Kata-kata itu yang terus menginspirasi saya untuk terus bisa menulis. Menulis itu mudah. Kita bisa dengan mudah menjadi penulis. Berlatihlah untuk menumbuhkan benih-benih kreatif menulis. Mulai dari hal-hal yang terkecil sekalipun yang bisa kita tulis. Bisa dari menulis status Facebook atau tweet di Twitter. Menulislah sekarang juga! Biarkan ide-ide briliant itu mengalir dan menari bebas di atas tuts keyboard komputer kita.

Pentingnya menulis? Banyak! Tidak aka nada sejarah yang valid apabila tidak mempunyai bukti otentik berupa tulisan. Bayangkan jika umat islam terdahulu tidak menulis kembali Al Quran dan Al Hadist. Bayangkan jika ilmuwan terdahulu tidak menuliskan ilmu dan pemikirannya.

Pepatah mengatakan “Yang tertulis lebih abadi daripada yang diucapkan”. Manusia mempunyai kemampuan terbatas dalam mengingat karena manusia dianugrahi sifat pelupa oleh Sang Pencipta. Untuk itu, “ikatlah ilmu dengan tulisan!”

Tulisan memiliki energi yang luar biasa untuk menentukan peradaban manusia. Dalam setiap untaian katanya, tulisan memiliki sihir yang mampu membangkitkan semangat, menggerakkan jiwa, dan mencerdaskan otak-otak jahiliyah dengan ilmu yang diikatnya. Berawal dari tulisan pula sebuah bangsa mampu meraih titik terang peradaban. Inilah yang terjadi pada bangsa kita beberapa tahun silam. Keajaiban tulisan Multatuli dalam bukunya Max Haveelar mampu membangunkan kesadaran jiwa generasi muda untuk segera menyusun strategi merebut kemerdekaan. Semangat perjuangan pendekar kaum perempuan, RA. Kartini, yang tertuang dalam goresan tinta Habis Gelap Terbitlah Terang disadari atau tidak telah mampu menginsipirasi banyak kaum perempuan untuk bangkit dari keadaan termarginalkan dan memperjuangkan hak-hak emansipasi wanita. Ini adalah segelintir contoh dari sekian banyak tulisan yang mampu menginspirasi dan membawa perubahan besar bagi manusia.

Ayo kita beri inspirasi dan bawa perubahan besar bagi dunia -setidaknya dunia kita sendiri- ^,^

***OK***


No comments:

Post a Comment