Sunday 11 March 2012

Facebook Sebagai Sebuah Inovasi dalam Pembelajaran

A. Pendahuluan


“Indonesia saat ini telah menjadi “the Republic of the Facebook” (Putra, 2009). Itulah headlines yang ditulis oleh Budi Putra mantan editor Harian Tempo yang dirilis oleh CNET Asia portal IT terkemuka di Asia pada awal bulan Januari 2009 lalu (Linkedin.com; 2009). Ungkapan ini terinspirasi oleh perkembangan penggunaan Facebook oleh masyarakat Indonesia yang mencapai pertumbuhan 645% pada tahun 2008. “Prestasi” ini menjadikan Indonesia sebagai “the fastest growing country on Facebook in Southeast Asia”. Bahkan, angka ini mengalahkan pertumbuhan pengguna Facebook di China dan India yang merupakan peringkat teratas populasi penduduk di dunia (Sahana, 2008).
Demam Facebook menggejala di Indonesia, sebagaimana yang dilaporkan oleh Tempo Interaktif 9 Februari 2009, dimulai pada pertengahan tahun 2008. Bahkan disebutkan juga hingga pertengahan 2007 Facebook nyaris tak dilirik pengguna Internet. Lonjakan pengguna Facebook pada pertengahan 2008 dibuktikan dengan statistik Facebook sebagai situs ranking kelima yang paling banyak diakses di Indonesia. Luar biasanya lagi, “Indonesia tercatat dalam sepuluh besar negara pemakai situs yang mulai dibuka untuk umum pada 2006 ini.” (Wiguna, 2009).
Melihat sepakterjang Facebook yang semakin familiar dan digandrungi oleh pengguna internet di Indonesia. Inilah yang menarik perhatian beberapa golongan untuk memanfaatkan facebook lebih dari sekedar media pertemanan. Beberapa kalangan sudah memanfaatkan facebook sebagai toko online, media promosi dan sebagainya. Bahkan saat ini facebook juga sudah mulai dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. Seperti yang dilakukan dalam perkuliahan Difusi Inovasi Pendidikan (DIP) di Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan UNJ pada semester 096.
Dalam perkuliahan DIP, facebook dimafaatkan sebagai media diskusi online melalui fasilitas grup yang ada di dalam facebook. Dengan demikian kegiatan pembelajaran akan lebih fleksibel dan tidak terpaku pada kegiatan di dalam kelas.
Namun ternyata, dalam penerapannya masih banyak mahasiswa yang kurang aktif dalam kegiatan diskusi di Facebook,bahkan ada sebagaian mahasiswa yang selalu telat dalam merespon pertanyaan dari dosen. Kemudian beradasarkan hal tersebut muncul opini bahwa  DIP di Facebook dirasakan kurang bermanfaat dan hanya membuang-buang waktu saja sehingga grup diskusi DIP tersebut lebih baik distop saja.
Masalah tersebut menjadi menarik untuk diteliti. Apakah memang benar bahwa kurang optimalnya mahasiswa dalam kegiatan diskusi DIP di Facebook dikarenakan mereka malas, dan merasa kegiatan tersebut tidak berguna atau karena tidak adanya saran dan prasaran bagi mereka seperti sarana akses internet dan komputer.
Penelitian sederhana pun dilakukan untuk memperoleh data mengenai opini mahasiswa terhadap masalah tersebut. Data yang akan dikumpulkan diambil dengan metode Survey dengan memberikan beberapa buah pertanyaan yang diutarakan di Grup Facebook. Responden dalam penelitian ini adalah Mahasiswa DIP Reguler yang berjumlah 31 orang.

B. Hasil

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan kepada mahasiswa MK DIP Reguler semester 096 Teknologi Pendidikan UNJ, dalam grup Facebook “DIP REG 2010” didapatkan data berikut:

Gambar 1

Gambar 1 : Berdasarkan data di atas, dari 31 jumlah mahasiswa yang tergaung dalam MK DIP Reguler, hanya 32% atau 10 orang mahasiswa yang memberikan tanggapan atau menjawab pertanyaan terhadap survey yang dilakukan. Sisanya sebanyak 21 orang mahasiswa belum memberikan tanggapannya.



Gamba
Gambar 2 : Ini merupakan jawaban beberapa mahasiswa atas pertanyaan “apakah Grup DIP di Facebook merupakan suatu Inovasi?” dari data di atasa dapat dilihat bahwa:
- Ada 1 orang mahasiswa yang menjawab “YES” dengan alasan bahwa Grup DIP merupakan sesuatu yang baru dan belum ada dalam perkuliahan sebelumnya.
- Tidak ada mahasiswa yang menjawab “NO”
-  Ada 8 orang mahasiswa yang menjawab “YES & NO”  dengan alasan YES yaitu mengacu pada teori Roges yang mengatakan bahwa inovasi itu merupakan sesuatu yang baru dan menjawab NO dengan mengacu pada teori Reigeluth yang mengatakan bahwa suatu inovasi itu ialah harus berkelanjutan, sedangkan grup ini tidak berkelanjutan.

Gambar 3

Gambar 4
Gambar 3 dan 4 menunjukkan diagram lingkaran dan diagram batang dari hasil survey tersebut yaitu mahasiswa yang menjawab YES berjumlah 2 orang atau 6%. Yang menjawab NO tidak ada. Yang menjawab YES & NO 8 orang atau 26%. Dan yang BELUM MENJAWAB yaitu 21 orang atau 68%.

C. Pembahasan


Berdasarkan data yang saya ambil dari Grup DIP REG 2010 pada tangga 4 Maret 2012 jam 15.30, ternyata ada dua orang mahasiswa yang menjawab “yes” dengan dua alasan yang berbeda pula. Alasan yang pertama mengatakan bahwa DIP merupakan suatu inovasi karena DIP merupakan sesuatu yang baru dan belum ada di perkuliahan sebelumnya. Sedangkan alasan yang kedua berpendapat lebih lengkap lagi yaitu DIP merupakan sesuatu yang baru dalam perkuliahan untuk menyampaikan materi secara menyeluruh sehingga mencapai tujuan akhir.
Dari survey di atasa tidak ada mahasiswa yang menjawab No saja. Kemudian ada 8 mahasiswa yang menjawab “Yes & No” dengan alasan YES yaitu mengacu pada teori Roges yang mengatakan bahwa inovasi itu merupakan sesuatu yang baru dan menjawab NO dengan mengacu pada teori Reigeluth yang mengatakan bahwa suatu inovasi itu ialah harus berkelanjutan, sedangkan grup ini tidak berkelanjutan.
Lalu apa sebenarnya inovasi itu? Ada dua teori penting Inovasi yaitu teori Inovasi Rogers dan teori Inovasi Reigeluth. Teori inovasi yang dikemukakan oleh Rogers adalah suatu gagasan, praktek, atau obyek yang dianggap baru oleh individu atau unit adopsi. Tidak penting, perilaku manusia sejauh yang bersangkutan, apakah ide adalah "obyektif" baru yang diukur dengan selang waktu sejak penggunaan pertama atau penemuan. Kebaruan yang dirasakan dari ide bagi individu menentukan reaksi nya untuk itu. Jika ide tampaknya baru untuk individu, adalah inovasi. (M. Rogers, 1983:11).   
Inovasi yang dikemukakan oleh Charless Reigeluth adalah suatu proses perubahan secara menyeluruh dan berkelanjutan dalam mencapai suatu tujuan tertentu dimana hal ini dilakukan untuk memperbaiki sistem yang telah ada sebelumnya dengan melibatkan berbagai aspek agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Reigeluth juga mengemukakan tentang teori elaborasi pada tahun 1970-an. Teori elaborasi menurutnya adalah teori mengenai desain pembelajaran dengan dasar argumen bahwa pelajaran harus diorganisasikan dari materi yang sederhana menuju pada harapan yang kompleks dengan mengembangkan pemahaman pada konteks yang lebih bermakna sehingga berkembang menjadi ide-ide yang terintegrasi.
Menurut Reigeluth (1999), teori elaborasi mengandung beberapa nilai lebih, seperti di bawah ini:
•Terdapat urutan instruksi yang mencakup keseluruhan sehingga memungkinkan untuk meningkatkan motivasi dan kebermaknaan.
•Memberi kemungkinan kepada pelajar untuk mengarungi berbagai hal dan memutuskan urutan proses belajar sesuai dengan keinginannya.
•Memfasilitasi pelajar dalam mengembangkan proses pembelajaran dengan cepat.
•Mengintegrasikan berbagai variabel pendekatan sesuai dengan desain teori.
Teori elaborasi mengajukan tujuh komponen strategi yang utama, (1) urutan elaborasi (2) urutan prasyarat belajar (3) ringkasan (4) sintesis (5) analogi (6) strategi kognitif, dan (7) kontrol terhadap siswa.

D. Kesimpulan
Sebagian besar mahasiswa umumnya setuju jika grup DIP dalam Facebook ini merupakan suatu inovasi dalam pembelajaran. Hanya saja, ada beberapa mahasiswa yang kurang aktif dan selalu telat dalam memberi respon di grup DIP. Hal itu ternyata bukanlah dikarenakan mereka tidak malas atau tidak setuju akan pemanfaatan Facebook sebagai suatu media belajar. Hanya saja sebagian dari mahasiswa jarang membuka Facebook karena sarana dan prasarana yang kurang memadai seperti terbatasnya dana dan tidak adanya akses internet.
Maka disarankan agar pemanfaatan Facebook dalam kuliah DIP ini berjalan optimal, lebih baik diberi penjadwalan yang disepakati oleh semua pihak sehingga semua pihak lebih siap dan dapat berpartisipasi lebih baik dalam diskusi-diskusi selanjutnya di Facebook dan agar Inovasi dari adanya Grup di Facebook lebih terasa bagi semua mahasiswa yang mengambil mata kuliah DIP di Teknologi Pendidikan UNJ.



Sumber:
http://grelovejogja.wordpress.com/2009/03/29/fenomena-facebook-di-indonesia/#comment-6824
http://www.facebook.com/groups/168239919956693/

No comments:

Post a Comment