Novel yang pertama kali di
beri judul "Kugy dan Keenan" ini dibuat oleh penulis perempuan Indonesia
yang paling diperhitungkan di Indonesia,
Dewi Dee Lestari. Novel ini sebelumnya pernah diterbitkan duluan dari bukunya
di Tahun 2008 dalam bentuk novel selular, yang diperjualbelikan melalui sebuah
operator selular terbesar di Indonesia. Hebat bukan?
Perahu kertas menceritakan
tentang kehidupan dua tokoh utamanya yaitu Kugy dan Keenan. Kisah ini dimulai
dengan Keenan, seorang remaja pria yang baru lulus SMA, yang selama enam tahun
tinggal di Amsterdam bersama neneknya. Keenan memiliki bakat melukis yang
sangat luar biasa, dan ia tidak punya cita-cita lain selain menjadi pelukis,
tapi perjanjiannya dengan ayahnya memaksa ia meninggalkan Amsterdam dan kembali
ke Indonesia untuk kuliah. Keenan diterima berkuliah di Bandung, di Fakultas
Ekonomi.
Di sisi lain, ada Kugy, cewek
unik cenderung eksentrik, yang juga akan berkuliah di universitas yang sama
dengan Keenan. Sejak kecil, Kugy menggila-gilai dongeng. Tak hanya koleksi dan
punya taman bacaan, ia juga senang menulis dongeng. Cita-citanya hanya satu:
ingin menjadi juru dongeng. Namun Kugy sadar bahwa penulis dongeng bukanlah
profesi yang meyakinkan dan mudah diterima lingkungan. Tak ingin lepas dari
dunia menulis, Kugy lantas meneruskan studinya di Fakultas Sastra di Bandung.
Kugy dan Keenan dipertemukan
lewat pasangan Eko dan Noni. Eko adalah sepupu Keenan, sementara Noni adalah
sahabat Kugy sejak kecil.
Lambat laun, Kugy dan Keenan,
yang memang sudah saling mengagumi, mulai mengalami transformasi. Diam-diam,
tanpa pernah berkesempatan untuk mengungkapkan, mereka saling jatuh cinta.
Namun kondisi saat itu serba tidak memungkinkan. Kugy sudah punya pacar, cowok
mentereng bernama Joshua, alias Ojos (panggilan yang dengan semena-mena yang
diciptakan oleh Kugy). Sementara Keenan saat itu dicomblangkan oleh Noni dan
Eko dengan seorang kurator muda bernama Wanda.
Persahabatan empat sekawan itu
mulai merenggang. Kugy lantas menenggelamkan dirinya dalam kesibukan baru,
yakni menjadi guru relawan di sekolah darurat bernama Sakolah Alit. Di sanalah
ia bertemu dengan Pilik, muridnya yang paling nakal. Pilik dan kawan-kawan
berhasil ia taklukkan dengan cara menuliskan dongeng tentang kisah petualangan
mereka sendiri, yang diberinya judul: Jenderal Pilik dan Pasukan Alit. Kugy
menulis kisah tentang murid-muridnya itu hampir setiap hari dalam sebuah buku
tulis, yang nanti akan ia berikan pada Keenan.
Kedekatan Keenan dengan Wanda
yang awalnya mulus pun mulai berubah. Keenan disadarkan dengan cara yang
mengejutkan bahwa impian yang selama ini ia bangun harus kandas dalam semalam.
Dengan hati hancur, Keenan meninggalkan kehidupannya di Bandung, dan juga keluarganya
di Jakarta. Ia lalu pergi ke Ubud, tinggal di rumah sahabat ibunya, Pak Wayan.
Masa-masa bersama keluarga Pak
Wayan, yang semuanya merupakan seniman-seniman sohor di Bali, mulai mengobati
luka hati Keenan pelan-pelan. Sosok yang paling berpengaruh dalam
penyembuhannya adalah Luhde Laksmi, keponakan Pak Wayan. Keenan mulai bisa
melukis lagi. Berbekalkan kisah-kisah Jenderal Pilik dan Pasukan Alit yang
diberikan Kugy padanya, Keenan menciptakan lukisan serial yang menjadi terkenal
dan diburu para kolektor.
Kugy, yang juga sangat kehilangan
sahabat-sahabatnya dan mulai kesepian di Bandung, menata ulang hidupnya. Ia
lulus kuliah secepat mungkin dan langsung bekerja di sebuah biro iklan di
Jakarta sebagai copywriter. Di sana, ia bertemu dengan Remigius, atasannya
sekaligus sahabat abangnya. Kugy meniti karier dengan cara tak terduga-duga.
Pemikirannya yang ajaib dan serba spontan membuat ia melejit menjadi orang yang
patut diperhitungkan di kantor itu.
Namun Remi melihat sesuatu yang
lain. Ia menyukai Kugy bukan hanya karena ide-idenya, tapi juga semangat dan
kualitas unik yang senantiasa terpancar dari Kugy. Dan akhirnya Remi harus
mengakui bahwa ia mulai jatuh hati. Sebaliknya, ketulusan Remi juga akhirnya
meluluhkan hati Kugy.
Sayangnya, Keenan tidak bisa selamanya
tinggal di Bali. Karena kondisi kesehatan ayahnya yang memburuk, Keenan
terpaksa kembali ke Jakarta, menjalankan perusahaan keluarganya karena tidak
punya pilihan lain.
Kombinasi antara Keenan dan Kugy
itu unik, dan pastinya akan menjadi semakin dahsyat jika bersatu dalam
senyawa. Memang tak mudah menyatukan keduanya. Mereka berdua harus melalui
rintangan yang telah kamu siapkan secara apik, sekaligus mendebarkan.
Pertemuan antara Kugy dan Keenan
tidak terelakkan. Bahkan empat sekawan ini bertemu lagi. Semuanya dengan
kondisi yang sudah berbeda. Dan kembali, hati mereka diuji. Kisah cinta dan
persahabatan selama lima tahun ini pun berakhir dengan kejutan bagi semuanya.
Akhirnya setiap hati hanya bisa kembali pasrah dalam aliran cinta yang mengalir
entah ke mana. Seperti perahu kertas yang dihanyutkan di parit, di empang, di
kali, di sungai, tapi selalu bermuara di tempat yang sama. Meski kadang pahit,
sakit, dan meragu, tapi hati sesungguhnya selalu tahu kemana ia akan berlabuh.
Kekuatan Dewi Lestari dalam
menyuguhkan perahu kertas kepada pembaca adalah bagaimana membuat cerita dan
tokoh tokoh di dalamnya hidup seperti benar-benar real. Perjuangan Kugy dan
Keenan dalam meraih mimpinya juga dapat menginspirasi kita dalam mengejar
mimpi-mimpi kita. Begitu banyak pelajaran hidup yang ada dalam perahu kertas.
Diwarnai pergelutan idealisme,
persahabatan, tawa, tangis, dan cinta, “Perahu Kertas” tak lain adalah kisah
perjalanan hati yang kembali pulang menemukan rumahnya. Dan dari novel ini saya
belajar bahwa “cinta itu tidak memilih melainkan dipilih.” Perahu kertas
mengalir tenang dan menyentuh, membuatmu berpikir dan berirama indah. Selamat
berlayar dengan perahu kertasmu.
No comments:
Post a Comment