Sebenarnya sudah lama saya melihat
iklan ini. Tapi baru sempet men-share sekarang. Hehe. Salah satu iklan
komersial dari sebuah operator seluler mengangkat tema kebebasan dengan kalimat
"bebas itu nyata". Iklan bertag line "AlwaysOn" ini pun
mampu menyita perhatian saya.
Iklan ini membahas tentang makna
"kebebasan". Arti sebuah kebebasan yang nyata, dimana bebas itu
adalah kebebasan tanpa batas. Menariknya, pada awal iklan menceritakan tentang
bentuk kebebasan yang semu, atau kebebasan dengan batasan tertentu. Saya suka kalimat yang diungkapkan oleh provider ini. Sangat mengena
sekali :)
Versi cowok:
Kebebasan itu omong kosong.
Katanya bebas berteman dengan siapa
saja, asal orang tua suka.
Katanya jadi laki-laki itu jangan
bodoh untuk mengambil resiko.
Mendingan kerja dulu cari
pengalaman.
Katanya urusan jodoh sepenuhnya ada
di tanganku,
asalkan dari keluarga terpandang,
gak cumin cantik, tapi juga santun, berpendidikan..
Versi cewek :
Kebebasan itu omong kosong.
Katanya aku bebas berekspresi,
tapi selama rok masih dibawah lutut.
Hidup ini singkat, mumpung masih
muda,
nikmati sepuasnya, asal jangan lewat
jam 10 malam.
Katanya urusan jodoh sepenuhnya ada
di tanganku,
asalkan sesuku, kalo bisa kaya,
pendidikan tinggi, dari keluarga baik-baik..
lihat video di sini !!
nah, menarik kan? Tapi ada
pertanyaan, apakah ada bebas yang sebenarnya/nyata di dunia ini ? jawabannya
tidak. Bisa dikatakan kebebasan hakiki itu sebenarnya semu, kita bebas atau
merasa bebas dari satu hal yang mengekang kita selama ini tapi disadari atau
tidak, tetap ada "syarat/batasan" yang harus kita terima atau lalui.
Namun kebebasan semu inilah (menurut
Warcof) yang membuat hidup ini jadi menarik. Tanpa adanya batasan, maka akan
lebih sulit bagi kita untuk meraih tujuan. Singkatnya batasan itulah yang
"seharusnya" mempermudah kita dalam meraih tujuan.
Wujud dari batasan itu memang
beragam, tergantung dari jenis kebebasan yang ada. Seperti facebookers yang
bebas menulis tentang apa saja, tapi tetap ada batasan salah satu contohnya
tidak boleh menulis tentang kejelekan orang/ kelompok/golongan tanpa ada bukti
hukum yang jelas. Begitu juga dengan berkomentar, dimana kita bebas
mengomentari setiap tulisan orang lain, tapi tetap ada batasan dimana tidak
boleh menyinggung perasaan orang lain, berkata-kata kasar, etc.
Dengan adanya batasan, maka kita
tahu apa kekurangan dan kelebihan dari proses pemecahan suatu permasalahan. So
kebebasan itu memang semu atau boleh dikatakan relatif, dan ini harus kita
terima sebagai suatu anugerah. Semoga bermanfaat!
Sumber: dari sini !! (dengan perubahan seperlunya)
No comments:
Post a Comment